Banyak Kursi Pesawat Rusak, Maskapai India Dituduh Tipu Penumpang
Seorang menteri federal India menuduh maskapai penerbangannasional negara itu "menipu penumpang" setelah ia diduga dipaksa duduk di kursi yang rusak selama penerbangannya.
Menteri Pertanian India Shivraj Singh Chouhan secara terbuka mengkritik maskapai Air India karena memberinya kursi yang "rusak" dalam penerbangan dari kota Bhopal ke ibu kota New Delhi, India.
Singh Chouhan dalam sebuah posting di media sosial X menuduh bahwa ketika dia bertanya kepada staf maskapai mengapa kursi yang diberikan kepadanya rusak, dia diberi tahu bahwa manajemen menjual tiket kursi meskipun telah dinasihati untuk tidak melakukannya. Dia mengklaim ada "banyak" kursi yang rusak seperti itu di pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Singh Chouhan mengatakan kesannya bahwa layanan Air India akan membaik setelah grup Tata mengambil alih manajemen, tetapi ternyata salah.
"Saya tidak peduli dengan ketidaknyamanan saat duduk tetapi tidak etis untuk membuat penumpang duduk di kursi yang buruk dan tidak nyaman setelah menagih mereka dengan jumlah penuh," ucapnya. "Bukankah ini menipu penumpang?" ketusnya.
Maskapai penerbangan Air India meminta maaf atas "ketidaknyamanan" yang dialami Singh Chouhan dan mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki masalah ini "dengan saksama untuk mencegah kejadian seperti itu di masa mendatang".
"Kami akan menghargai kesempatan untuk berbicara dengan Anda, silakan DM kami untuk waktu yang tepat untuk terhubung," tambah pernyataan itu.
Tata Group India mengambil alih maskapai milik negara Air India pada tahun 2022, maskapai internasional terbesar di negara itu dan maskapai domestik terbesar kedua di India. Mereka mendapatkan kembali kepemilikan maskapai tersebut setelah hampir 70 tahun.
Dengan pengambilalihan tersebut, warga India berharap akan adanya peningkatan layanan, tetapi sejauh ini mereka menghadapi kekecewaan.
Sebuah video viral di media sosial tahun lalu mengungkap pengalaman kelas satu "mimpi buruk" seorang penumpang di Air India, setelah ia menemukan perabotan yang robek, tanah di sekitar kursinya, dan sistem hiburan dalam pesawat yang rusak.
(wiw)下一篇:Turis Tertipu Rp645 Juta Gara
相关文章:
- Studi Temukan Main Dating App Ternyata Bikin Depresi
- INFOGRAFIS: Minum Serai Setiap Hari, Apa Saja Manfaatnya?
- Regulasi Baru Polri Soal Jurnalis Asing, Dewan Pers Tak Dilibatkan: Bertentangan dengan UU Pers
- Kini Layanan Zakat, Infak dan Sedekah Baznas Resmi Bisa Diakses Melalui myBCA
- Tren #KaburAjaDulu Menyeruak di Kalangan Anak Muda Indonesia
- Konsumsi Masyarakat Meningkat Saat Ramadan, Ekonom Soroti Peran THR
- VIDEO: Bahagiakan Orang Tua, Pintu Surga Terbuka
- BYD Sealion dari Segi Penjualan Kalahkan Mitsubishi Xpander
- PAN Sebut Arah Politik Partainya Disesuaikan Melalui Erick Thohir
- 8 Cara Berhenti Merokok Ampuh
相关推荐:
- Turis Tertipu Rp645 Juta Gara
- 7 Buah Terbaik untuk Kesehatan Mata, Penglihatan Kian Cemerlang
- VIDEO: Bahagiakan Orang Tua, Pintu Surga Terbuka
- Toyota Resmi Meluncurkan Kendaraan Listriknya
- Diborong Semler Scientific, Aset Kripto Bitcoin Makin Diminati Institusi
- Lebaran dan Pertanyaan Sakral 'Kapan', Ini Trik Menjawabnya
- Holywings Gelar Pemeriksaan Gratis di Surabaya
- Prabowo Bakal Panggil Investor Saham Imbas IHSG Anjlok hingga 6 Persen
- Tren #KaburAjaDulu Menyeruak di Kalangan Anak Muda Indonesia
- Minum Air Jahe Setiap Hari, Ini 5 Efeknya pada Tubuh
- Turis Tertipu Rp645 Juta Gara
- Cara Ampuh Cegah Gigi Berlubang, Hindari Sebelum Mengancam Nyawa
- Regulasi Ojol Tak Bisa Sembarangan, Ekonom dan Menhub Satu Suara
- Rutin Konsumsi Telur Menurunkan Risiko Mati Muda, Bikin Umur Panjang
- Mewabah di Jepang, Dokter Peringatkan Bahaya Influenza
- Bareskrim Bakal Periksa Bukhori Yusuf Lagi Terkait Kasus Dugaan KDRT Istri Siri
- Jangan Anggap Remeh Menyetrika, Ternyata Bisa Bakar Ratusan Kalori
- Kenapa Harus Makan Lontong Cap Gomeh, Bawa Hoki?
- Pasca Akuisisi, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk Siap Ekspansi ke Bisnis Frozen Food
- Wabah Flu, Pelancong Penyakit Kronis Disarankan Tunda ke China